Skip to main content

Sejarah, Fakta, dan Kenangan Ngaji Jurumiyyah

ilustrasi santri belajar kitab kuning.

Belajar di Pondok pesantren memiliki ciri khas tersendiri dengan berbagai metodepun bervariasi. ada yang Moderen, Tarbiah semi moderen, maupun salafi yang jadul banget. nah semua itu merupakan khazanah dalam pendidikan islamiyah. tetapi kitab turats atau klasik masih eksis bahkan dijadikan standarisasi bagi seluruh pondok, salah satunya kitab matan jurumiyah dalam ilmu nahwu awas jangan salah baca, matan bukan mantan! wk wk wk.
Sekarang Admin mau bahas fakta fakta santri dalam mempelajari kitab satu ini.... eh lupa sejarah nya dulu ya baru fakta-faktanya.
Sejarah kitab.
Kitab Matan Al-Ajurrumiyah atau Jurumiyah (الآجرومية )adalah sebuah kitab matan atau ringkasan membahas tentang tata bahasa Arab dari abad ke-7 H/13 M. Kitab ini dikarang oleh Al Alim Al Allamah Asy Syekh  Abu Abdillah Sidi Muhammad bin Daud Ash-Shonhaji alias Ibnu Ajurrum kerap disebut syekh Shonhaji  (w. 1324 M) dari negri Maroko.
karomah.
beliau ketika rampung mengarang kitab tersebut, beliau langsung pergi ke laut dan melemparkannya. Lalu Beliau berkata "jika kitab ini bermanfa'at, maka akan kembali" selepas itu beliau pulang ke rumahnya dan menemukan kitab (jurumiyyah) di mejanya.
Fakta di dunia.
kitab ini menjadi kitab standar bila mau belajar ilmu gramatika arab. dan gramer sendiri konon katanya di ambil dari nama jurumiyah yang mana orang barat sulit melafalkannya dan biasa menyebutnya "gramiya (dibaca jramiya) dan bertransformasilah menjadi gramer. bisa dibilang fakta karena pada masa itu eropa masih terkekang dengan Dark age ( zaman kegelapan) dimana ilmu pengetahuan dan teknologi dikuasai oleh kaum muslimin.
Fakta di tengah santri.
Untuk Santri yang baru belajar ilmu nahwu pasti akan sedikit bingung. ya iya lah soalnya disekolah formal tidak diajarkan yang seperti ini kalaupun itu di madrasah, hanya bahasa arab saja seperti kosa kata dan percakapan. maka wajar saja pertama ngaji pasti " hulang huleng"  ( bhs sunda : kebingungan ). Dan menjadi unik nama Zaidun, Hindun, dan Umar sering di sebutkan menjadi contoh, maka tak heran bila ada santri yang namanya sama kerap di panggil "artis Jurumiyyah"
Bab yang mungkin sudah lupa.
Bagi alumnus Ponpes sendiri, jurumiyyah merupakan suatu kitab yang penuh dengan kesan penting. Contoh : pertama belajar jurumiyah kadang di omelin sama muallim atau ustadz, eh pas jadi senior atau muqim jadi ustadz paling getol ngomelin santrinya ketika ngajar jurumiyyah he he he, tapi gak semua juga. dan juga banyak lagi. Lalu bab yang kadang lupa ketika sudah jadi Alumni tapi tidak mengajar di rumahnya biasanya adalah : isim ghoer munshorif, dan manshubat seperti munada, isim la, istisna tapi semua itu bagaimana kecerdasan masing-masing. Disini admin hanya survei dan teori faktanya pelajaran yang sering lupa adalah bagian pertengahan, namun pepatah arab berkata al ilmu bidarsi : sebab datangnya ilmu adalah dengan sebab belajar terus menerus dan di ulang ulang. wallahu 'alam.
alhamdulillah afaqir mempost artikel ke 3, afwan karena disisipkam bahasa yang tidak baku agar ringan untuk dibaca semoga berkah serta mohon bantuan shere nya. jangan lupa tinggalkan komentarnya he he....

Comments

Post a Comment